Kirab Budaya dan Tasyakuran Desa Pokak

Kirab Budaya dan Tasyakuran Desa Pokak
Kirab Budaya dan Tasyakuran Desa Pokak
Kirab Budaya dan Tasyakuran Desa Pokak
Kirab Budaya dan Tasyakuran Desa Pokak
Kirab Budaya dan Tasyakuran Desa Pokak

Pada hari Jumat, 30 Agustus 2024, Desa Pokak di Kecamatan Ceper menjadi saksi dari kemeriahan kirab budaya dan tasyakuran yang dihadiri oleh Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Klaten. Acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk melestarikan tradisi, tetapi juga menjadi momentum penting bagi masyarakat setempat dalam mempererat ikatan sosial dan budaya.

Pemuka adat setempat, yang membuka acara dan memanjatkan doa untuk keselamatan dan kemakmuran desa. Tasyakuran ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diberikan kepada Desa Pokak.

Dalam kesempatan ini, Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan apresiasinya terhadap upaya masyarakat Desa Pokak dalam melestarikan budaya lokal. Ia juga menekankan pentingnya menjaga warisan budaya sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan daerah. "Tradisi seperti ini adalah bagian dari kekayaan budaya yang harus kita jaga dan wariskan kepada generasi mendatang. Kirab budaya ini tidak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi," ujarnya.

Selain prosesi kirab dan tasyakuran, acara ini juga menyuguhkan berbagai pertunjukan seni tradisional yang menggambarkan kearifan lokal dan sejarah Desa Pokak. Salah satu cerita yang menarik perhatian adalah legenda Sendang Sinongko dan kisah biji nangka Pakubuwono. Diceritakan bahwa Sendang Sinongko, sebuah mata air suci di Desa Pokak, memiliki kaitan erat dengan sejarah Kerajaan Mataram. Konon, mata air ini ditemukan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono II saat bersembunyi dari kejaran pasukan Belanda. Dalam pelariannya, Pakubuwono II menanam biji nangka yang kemudian tumbuh menjadi pohon besar dan menjadi penanda keberadaan sendang tersebut. Hingga kini, Sendang Sinongko dianggap sebagai tempat keramat dan sering dikunjungi oleh masyarakat untuk mencari berkah.

Kisah biji nangka ini tidak hanya menambah kekayaan cerita rakyat setempat, tetapi juga menjadi simbol ketahanan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan. Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menambahkan bahwa legenda seperti ini dapat diangkat sebagai bagian dari pengembangan pariwisata berbasis budaya yang mampu menarik wisatawan untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah dan tradisi Klaten.

Acara ini ditutup dengan doa bersama dan hiburan yang diiringi oleh alunan musik gamelan. Kirab budaya dan tasyakuran ini menjadi bukti bahwa Desa Pokak masih menjaga dan melestarikan tradisi leluhur yang sarat makna, serta menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus menghidupkan budaya lokal sebagai bagian dari kekayaan bangsa.